Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sisindiran Rarakitan: Arti, Patokan, Jenis, Ciri, dan Contohnya

Selamat datang di blog Husni.my.id. Kali ini saya akan membahas tentang arti, patokan, jenis, ciri, dan contoh sisindiran rarakitan.

Sisindiran Rarakitan: Arti, Patokan, Jenis, Ciri, dan Contohnya

Sisindiran adalah sejenis pantun dalam basa Sunda. Namun sayang seribu kali sayang, orang Sunda sendiri terutama di kalangan remaja banyak yang tidak tahu jenis-jenis dan aturan penulisan sisindiran.

Jenis sisindiran itu ada tiga, yaitu rarakitan, paparikan, dan wawangsalan. Semuanya memiliki patokan dan ciri khas masing-masing yang membedakan satu dengan lainnya.

Paparikan sudah dibahas pada postingan sebelumnya. Bagi yang belum membacanya silakan lihat di sisindiran paparikan: arti, patokan, jenis, ciri, dan contohnya.

Jenis wawangsalan akan dibahas setelah ini, dan sekarang kita fokus ke pembahasan sisindiran jenis rarakitan.

Pengertian rarakitan

Rarakitan merupakan kecap rajekan, reduplikasi atau kata ulang dwipurwa dan ditambah dengan rarangkén tukang (akhiran) -an. Asalnya dari kata rakit (kata benda), yaitu susunan bambu atau kayu yang diikat berjejer ke samping sehingga bisa mengapung. Rakit lazimnya digunakan untuk perjalanan atau transfortasi di atas air. 

Rajekan dwipurwa adalah kata ulang yang diulang pada bagian engang (suku kata) awal; ra-rakit ditambah akhiran -an, menjadi ra-rakit-an.

Kata ulang yang dirajek dengan dwipurwa ditambah rarangken -an menunjukkan:

  • Pekerjaan yang dilakukan bersama atau berbalas-balasan. Contoh: Salam ⇒ sasalaman (bersalam-salaman).
  • Pekerjaan yang dilakukan secara berulang. Contoh: lumpat ⇒ lulumpatan (berlari-lari), rakit ⇒ rarakitan (berakit-rakit).
  • Pekerjaan berpura-pura atau dilakukan tidak dengan sungguh-sungguh. Contoh: ceurik ⇒ ceuceurikan (pura-pura menangis).
  • Permainan anak-anak. Contoh: parahu ⇒ paparahuan (perahu mainan), rakit ⇒ rarakitan (rakit mainan/ bermain rakit).
Itu tadi penjelasan dari segi kebahasaan.

Pengertian rarakitan dalam sisindiran ialah jenis pantun Sunda yang disusun oleh baris genap, masing-masing baris terdiri atas 8 engang yang murwakanti laras wekas.   

Patokan rarakitan

  • Padalisan (baris) dalam satu pada (bait) berjumlah genap. Umumnya terdiri atas empat baris;
  • Setengah baris pertama merupakan sindir, cangkang, atau kulit. Setengah baris terakhir merupakan isi;
  • Tiap padalisan terdiri atas delapan engang dengan ujung suku katanya harus murwakanti laraswekas. Purwakanti laraswekas adalah kata yang mirip pada suku kata akhir, baik dalam baris maupun antar baris.
  • Purwakantinya disilang; baris pertama murwakanti dengan baris ketiga, baris kedua murwakanti dengan baris keempat.
  • Terdapat kata yang diulang dari baris cangkang ke baris isi secara bersilangan. Dari baris pertama ke baris ketiga, dari baris kedua ke baris keempat.

Ciri rarakitan

Patokan di atas mirip dengan paparikan. Ciri rarakitan yang menonjol sebagai pembeda dengan paparikan adalah patokan terakhir, yakni ada kata dari baris cangkang yang diulang ke baris isi. Penempatannya secara bersilangan dan murwakanti laraswekas.

Jenis-jenis isi rarakitan

Dilihat dari isinya, sisindiran jenis rarakitan terbagi menjadi tiga. Yaitu:

  • Piwuruk, berisi nasihat atau pepatah.
  • Sésébréd, berisi lelucon, guyon, atau kritik.
  • Silih asih, pantun Sunda yang berisi cinta atau asmara.
Masing-masing mengikuti patokan seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Contoh rarakitan

Berikut ini contoh-contoh sisindiran rarakitan piwuruk, sésébréd, dan silih asih.

Piwuruk

Mun milu ka Margahayu
Pek mincuk di Dayeuh Kolot.

Mun hirup hayang rahayu
Pek gugu papatah kolot.

Sésébréd

Aya istri meuli casan
Hanjakal hayang nu héjo.

Aya istri geulis pisan
Hanjakal teu bisa ngéjo.

Silih asih

Majar manéh nganyam samak
Neukteukan bari motongan.

Majar manéh neang anak
Ngadeudeukeutan popotongan.

Nutu ségon sakaranjang
Matak genah tumaninah.

Itu saha anu lenjang
Matak nyeblak kana manah.

Demikianlah, semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Sisindiran Rarakitan: Arti, Patokan, Jenis, Ciri, dan Contohnya "